Home » » Pengembangan Masyarakat: Upaya Dakwah dalam Membangun Kemandirian Masyarakat

Pengembangan Masyarakat: Upaya Dakwah dalam Membangun Kemandirian Masyarakat

Pengembangan Masyarakat: Upaya Dakwah dalam Membangun Kemandirian Masyarakat
Penulis: Agus Riyadi
Ukuran 14 x 21 cm

 Pengembangan masyarakat merupakan bentuk dari sebuah pembangunan alternatif yang dipandang sebagai fenomena sosial sebagai proses perubahan menuju kehi­dupan yang lebih baik atau kondisi kehidupan yang semakin sejahtera. Pengembangan masyarakat merupakan bagian yang esensi dari proses pembangunan. Tindakan pengembangan masyarakat dapat dilakukan, berawal dari ketidakberdayaan masyarakat, yang biasanya disebabakan oleh faktor sumber daya (resources), baik alam maupun manusia, masalah sosial dan peristiwa alam. Pembangunan itu sendiri merupakan upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana, yang dilaksanakan terus-menerus oleh pe­me­rintah bersama-sama segenap warga masyarakat atau di­laksanakan oleh masyarakat yang dipimpin oleh pemerintah.

Pengembangan masyarakat adalah tahap pertama menuju pemberdayaan masyarakat. Pengembangan masya­rakat dan pemberdayaan masyarakat sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan jika programnya di­rancang dan dilaksanakan dengan memperhatikan ke­ber­lanjutan dari sisi ekonomi dan sosial. Keberlanjutan eko­nomi berarti tidak ada eksploitasi ekonomi dari pelaku ekonomi yang kuat terhadap yang lemah. Dan keber­lanjutan sosial berarti pembangunan tidak melawan, merusak dan menggantikan sistem dan nilai sosial yang po­sitif, sudah ada dan dipraktikan oleh masyarakat. Pengem­bangan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat adalah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, terutama individu-individu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tu­juan pemberdayaan menunuju pada keadaan yaitu ma­sya­rakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam ke­giatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tu­gas kehidupannya. Peran yang dilakukan oleh pem­berdayaan pada hakikatnya adalah untuk memperkuat daya (kemam­puan) agar masyarakat semakin mandiri dan sejah­tera. Karena itu pemberdayaan diartikan sebagai proses pe­nguat­an kapasitas. Penguatan kapasitas adalah penguatan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu (dalam masyarakat), kelembagaan maupun sistem atau jejaring antar invidu dan kelompok (organisasi sosial), serta pihak di luar sistem masyarakat samapai pada arah yang global.

Pengembangan masyarakat juga merupakan sebuah bentuk dakwah dengan sasaran semakin terbedayakan potensi-potensi yang ada di masyarakat. Upaya-upaya pengembangan masyarakat dapat dilihat sebagai peletakan sebuah tatanan sosial di mana manusia secara adil dan terbuka dapat melakukan usaha sebagai perwujudan atas kemampuan dan potensi yang dimilikinya sehingga ke­butuhannya (material dan spiritual) dapat terpenuhi. Kegiatan dakwah juga merupakan proses menciptakan atau membangun tatanan sosial berlandaskan etika Islam, baik yang berkenaan dengan aspek keyakinan, fikrah, sikap dan perilaku. Hakikat dakwah dari aspek sosial, memiliki arti membangun (Tathwir Islam). Karena membangun itu  dipahami sebagai suatu gerakan menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat. Atas dasar ter­sebut, dakwah dalam arti luas adalah membangun, dan pembangunan merupakan proses dakwah.